Keunikan Tradisi Dhekahan Gedhe adalah masih menggunakan ancak dan jodhang sebagai alat pelengkapnya. Keunikan lain dalam tradisi ini juga menggunakan Takir sebagai simbol utama dalam tradisi tersebut. Tradisi Dhekahan Gedhe bermula dari rasa syukur Tumenggung Prawiro Rejoso yang anaknya telah diperistri Hamengkubuana VI, dan tradisi ini telah dilaksanakan dari tahun 1855 M sampai sekarang di Dusun Payak. Kedua, dalam pelaksanaan tradisi ini masyarakat Dusun Payak dan sekitarnya berharap mendapatkan banyak berkah dari nasi takir yang menjadi simbol utama dalam tradisi ini. Ketiga, tradisi Dhekahan Gedhe masih tetap dilestarikan oleh masyarakat Dusun Payak, karena mempunyai makna untuk perbaikan diri dan berfungsi sebagai pemupuk kerukunan dan solidaritas masyarakat. Selain itu juga berpotensi sebagai penggerak perekonomian masyarakat daerah melalui berbagai potensi budaya yang ada, seperti wayang, kethoprak, karawitan, dan lain-lain. Dan yang tidak kalah menariknya, Dhekahan Gedhe Payak merupakan salah satu atraksi wisata budaya favorit yang diminati oleh wisatawan karena lokasinya yang strategis di dekat jalan nasional.