Gejog Lesung adalah salah satu kesenian dari Yogyakarta, dan kesenian ini muncul sebagai ungkapan rasa syukur para petani karena hasil panen yang melimpah pada waktu itu. Lesung itu sendiri adalah sebuah alat penumbuk padi yang terbuat dari kayu panjang besar yang kemudian berbentuk seperti perahu, yang digunakan untuk menumpuk hasil padi para petani dengan menggunakan Alu ( batang kayu panjang untuk menumbuk padi di dalam lesung, sehingga menghasilkan bunyi dan irama yang indah, apalagi dengan nyanyian tembang tembang jawa yang popular pada waktu itu, irama lesung itu menjadi semakin tampak nyaman dan menenangkan hati yang mendengarkannya. Berawal dari situlah kemudian kesenian Gejog lesung itu kemudian menjadi suatu seni pertunjukkan yang sering dipentaskan oleh masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan yang sebagian besar memang petani. Seiring dengan perkembangannya waktu, kesenian ini juga sering di perdengarkan saat terjadi gerhana matahari ataupun gerhana bulan.
Namun sayangnya saat ini jarang bisa kita jumpai kesenian Gejog lesung ini sekalipun di masyarakat pedesaan, bahkan banyak yang sudah tidak mengetahui tentang kesenian ini. Inilah yang menjadi keprihatinan kita saat ini, karena jika hal ini tidak terantisipasi dengan baik, hanya tinggal menunggu waktu kapan kesenian akan hilang. Jika kita mampu menjaga warisan budaya dengan baik, kita bisa menggunakannya sebagai ajang promosi ditingkat internasional, sehingga kekayaan budaya yang kita miliki ini mampu mengangkat citra bangsa di mata dunia.