Semilir angin langsung menerpa ketika langkah kaki tiba di kawasan pinggir Kali Gawe itu. Tepatnya di Bintaran Wetan,Srimulyo, Piyungan, Bantul. Di pinggir Kali Gawe sepanjang 500 meter ini tampak semarak dan ramai oleh banyak orang. Puluhan gubuk tertata rapi menjajakan aneka masakan dan minuman. Tengok saja ada sate padang, nasi rendang, lotek, gado-gado, aneka bubur, jajanan pasar, bakso, soto, cilok, sate kere, serabi kucur, es tebu, es dawet, aneka gorengan dan masih banyak lainnya. Harganya pun cukup terjangkau kantong, mulai Rp 500 pun ada.
Sementara itu, di sejumlah titik terhampar tikar memanjang penuh orang yang asyik bersantap ria. Terdengar canda dan gurauan dari mereka. Di beberapa sudut disediakan pula kursi-kursi bambu atau rotan sebagai pelengkap untuk duduk para pengunjung. Celoteh anak-anak bersahutan dari segala penjuru, menghiasi suasana hari libur kala itu. Mereka seru bermain eggrang, ayunan dan lomba bakiak. Di bibir Kali Gawe, tampak tiga bocah gembira ciblon (bermain air) bersama ayahnya.
Ini adalah pemandangan yang terlihat di Pasar Kebon Empring, Bintaran Wetan, Srimulyo, Piyungan, Bantul. Siapa sangka lahan yang awalnya tak terurus, hanya menjadi tempat pembuangan sampah dan kebon berisi bambu-bambu itu, kini menjadi salah satu obyek wisata baru, wisata kuliner sekaligus wisata air. Meski namanya Pasar Kebon Empring, namun untuk transaksi di tempat ini langsung menggunakan mata uang asli.