Nama Batjiro diketahui pertama kali dan digunakan secara resmi pada tahun 1868 di masa kekuasaan Sri Sultan Hamengku Buwono VI (19 Agustus 1821 - 20 Juli 1877), merujuk pada Kompleks Hunian bernama VILLAWIJK BATJIRO (sekarang Asrama Puteri Kalimantan timur)
Kompleks ini dibangun atas inisiatif pemerintah Hindia-Belanda berkaitan dengan gempa besar yang sering terjadi di kawasan Yogyakarta pada masa-masa Itu . Tadinya lokasi para pimpinan/ pembesar Belanda terutama pimpinan pabrik (perkebunan) berada di dataran tinggi Kaliurang. Namun seiring dengan meningkatnya aktivitas kegempaan semakin sering terjadi, maka rumah-rumah peristirahatan ini direlokasi ke wilayah yang dirasa aman, turun 30 kilometer ke arah selatan yang sekarang kita kenal dengan nama BACIRO. Baciro berasal dari kata BACIRA yang dalam bahasa Sansekerta berarti TANAH LAPANG.